|morfem|morfemband|morfem

Senin, 05 April 2010

Morfem Radio: Eka “The Brandals” Anash ngobrol bareng Morfem di Motion Radio 97.5 FM Jakarta


19 Maret 2010

Malam itu, bisa dibilang obrolan Radio paling nyelenehnya Morfem. Bagainamana tidak, baru sampe sampe langsung di tanya, mau puter apa? Bad Brain deh Ka, jawab Jimi. Dan langsung di puter setelah Eka mengudarakan Twisted Sister! Anjing! Jarang banget playlist Radio seperti ini. Dan kita semua tau Eka Anash adalah frontman band garage rock Indonesia yang menyelami musik sampai se dalam-dalamnya. Obrolan pun jadi makin berapi-api. Apalagi baru pulang dari Bandung radio Tour. Setelan mulut lagi lancar-lancarnya berkomentar hahahaha…


Eka melontarkan pancingan-pancingan yang cukup berbeda dari wawancara radio biasanya.. Mungkin karena Eka juga udah melewati ratusan wawancara radio. Akhirnya dia bisa mengambil sudut pandang yang lebih keren. Yang menarik dari obrolan malam itu adalah, Eka selalu menyisipkan quotes di setiap pertanyaan yang dia lontarkan. Dari Wenz Rock ,Jason Tedjakusuma, sampai producer Nirvana Jack Endinno. Ketahuan deh ini anak selain rocker juga kutu buku.



Kadang-kadang obrolan berkembang jadi berat. Tapi playlst juga yang menolong Susana. Dari The Vaselines, Dokken, Alice In Chain. Black Flag nyampur aduk mengacak-acak otak. Apalagi kita juga membawakan nomer-nomer Morfem seperti “Tidur di manapun bermimpi kapanpun”, “Jalan Tikus” dan “Pilih Sidang Atau berdamai” dalam versi akustik. Lengkap sudah.

Malam yang mengesankan. Ngobrol di radio dengan Rocker yang gila musik. Gak selesai-selesai topiknya. Untungnya nenek moyang kita menemukan penunjuk waktu yang di sebut jam di Indonesia. Dan obrolan pun di akhiri dengan senyum lebar yang gak ada habisnya sampai scooter bertemu dengan pagar rumahnya.

Teks: Jimi Multhazam

Photo: Agung Hartamurti wirawan

Sabtu, 03 April 2010

Morfem Gigs: Superbad, Jaya Pub. Jakarta 21 Maret 2011








Morfem mentas di Superbad, Jaya Pub, Jakarta

21 Maret 2010

Gak ada crowd surfing, gak ada moshing, gak ada dansa dansi. Yoa. Inilah Superbad. Dalam bar vintage penuh tulisan absurd, semua orang datang hanya untuk menikmati musik. Duduk minum di bar. Sedikit obrolan kecil dengan kawan. Sing a long. Dan bagi musisinya, gak ada sound check, langsung colok dan main. Dekat akrab, intim, ketawa, kadang terharu (walau agak gengsi memperlihatkannya). Benar-benar santai. Bertepuk tangan, dan jangan lupa, klakson rotinya net not not :P

Bangga sekali Morfem di undang main di Superbad oleh Indra Ameng dan Keke Tumbuan. Apalagi malam itu kami bermain bersama Melancholic Bitch (Jogja), Everybody Love Irene, dan Goodnight Electric. Gila, semuanya berkarakter. Morfem bermain sebagai pembuka. Penting sekali. Walau acara santai kami gak mau bermain setengah setengah.

Tapi entah kenapa tiba-tiba gue ingin ke wc sebelum naik pentas. Gak biasa-biasanya ada ritual buang hajat sebelum beraksi. Selesai flush gue naik ke lantai dua lagi, dan langsung naik pentas. Kita sikat pembukaan dengan “Pilih sidang atau berdamai”. Sound butut ala Superbad membuat lagu ini makin selebor. Berturut-turut kita mainkan Who Stole My Bike, jalan Tikus dan cover version Search and destroy milik Iggy and The Stooges. Juga dua cover version velvet Underground “ I’m Set Free dan Femme Fatale”. Mantaff.

Sebelum lagu berikut. Jimi bercerita sejenak tentang lagu yang akan di mainkan. Karena sumber ide banyak yang datang malam itu. Seperti bagaimana oom Leo tidur di bawah tangga, di dalam bathtub kering, Malau, seorang aktor yang tidur di atas keeping vcd porno, Asung yang tertidur di atas tumpukan benda di dalam gudang…yoa, berikutnya sudah pasti kita akan memainkan “Tidur Di manapun, Bermimpi kapanpun”.

Dan akhirnya, malam itu Morfem menutup penampilannya dengan lagu “Gadis Suku pedalaman” dengan reportoar panjang, sepanjang-panjangnya. Karena Jason Tedjakusuma dateng bersama kencannya, sempat jimi mentranslate refrain ke bahasa Inggris. Dan….gagal total ha ha ha. Sing along refrain di selip dengan cerita tentang hilangnya sahabat di Berau, Kalimantan. Sedikit ironi terlontar. Tawa kawan bernyanyi bersama. Dan berakhirlah lagu dengan raungan gitar dan drum yang bergumul bebas di kompori bass. Hah! Puas J Tepuk tangan, dan klakson roti net net not not. Yeaaaahhh kita main di Superbad!

Special Thanks: Indra Ameng, Keke Tumbuan, Dimust Madness di meja mixer, dan hasief Ardiansyah yang mengabadikan dengan alat perekam wartanya.

Teks: Jimi Multhazam

Photo: Agung Hartamurti Wirawan